Dunia Kereta dan Dunia Listrik, Ada disini!

Selasa, 07 Maret 2017

Dunia Kereta - Elektro Pneumatic Brake (EP brake)

Setelah sebelumnya kita bahas air brake, pada kesempatan ini akan kita pelajari bersama mengenai Electro Pneumatic Brake (EP brake). Jenis pengereman ini awalnya didesain untuk kereta jenis metro, tetapi sekarang penggunaannya meluas hampir disemua jenis kereta. Kelebihan utama dari EP brake dibanding air brake (rem udara tekan) adalah pengereman ini memiliki kecepatan respon yang lebih baik terutama untuk kontrol pengereman pada rangkaian kereta. Hal ini kaitannya dengan transmisi sinyal pengereman karena perintah pengereman ada di kabin masinis paling depan, dan perintah harus diteruskan hingga rangkaian terakhir. Jika transmisi sinyal pengereman lama, maka ketika kereta depan sudah aktif rem, kereta belakang masing belum aktif rem dan akan mendorong kereta depannya. Sebaliknya, ketika release rem, kereta depan sudah release rem untuk berjalan, kereta belakang masih aktif rem. Sehingga peran kecepatan transmisi sinyal rem sangat penting untuk diperhatikan. EP brake biasanya dioperasikan sebagai service brake, sedang air brake dipakai untuk emergency brake.

Gambar 1, merupakan skema dasar dari EP brake sedangkan gambar 2 adalah skema dasar dari air brake. Terlihat perbedaan utama utama antara EP brake dan air brake adalah pada pipa pengereman dan valve. Pada EP brake memiliki dua pipa pengereman yakni “Main reservoir pipe” atau pipa reservoir utama dan “brake pipe” pipa pengereman itu sendiri. Pada aplikasinya pipa reservoir biasanya bertekanan 7 bar sedangkan pipa pengereman bertekanan 5 bar. Sedangkan untuk valve, EP brake memiliki dua magnetic valve yang bisa dikontrol secara elektrik. Inilah alasan kenapa jenis pengereman ini disebut elektro pneumatic brake, rem udara yang dikendalikan secara elektrik.



Gambar 1. Skema dasar EP brake


Gambar 2. Skema dasar air brake

Pada aplikasi EP brake, application valve dan holding valve diaktifkan dengan sinyal elektrik. Aplication valve memiliki tipe NC(Normaly Close) artinya jika tidak mendapat sinyal listrik akan tertutup, sedangkan holding valve memiliki tipe NO(Normaly Open) artinya jika tidak mendapat sinyal listrik akan terbuka. Ketika EP brake aktif (apply), gambar 3, maka application valve akan membuka sehingga udara bertekanan dari pipa reservoir masuk ke brake cyinder sehingga terjadi pengereman. Ketika kondisi ini, holding brake aktif juga, sehingga valvenya tertutup. Pada posisi apply ini, tekanan dari pipa reservoir terus – menerus masuk ke brake cylinder, untuk menjaga gaya pengereman agar tidak terjadi slide maka ada tambahan safety valve (tidak tercantum di gambar). Safety valve berfungsi untuk menjaga tekanan sesuai nilai gaya pengereman maksi
mal agar tidak terjadi slide.



Gambar 3. EP brake apply (aktif)

Pada kondisi release, maka sinyal pengereman ke application valve dan holding valve hilang. Dengan demikian maka application valve kembali ke sifat NC, valve tertutup, dan holding valve kembali ke sifat NO, valve membuka. Sehingga aliran udara dari pipa reservoir terhenti dan udara sisa di brake cylinder keluar dari exhaust.



Gambar 4. EP brake release

Pada skema diatas, terlihat juga komponen air brake. Air brake disini dipakai sebagai back-up jika terjadi kegagalan sistem pada EP brake. Air brake juga berfungsi sebagai emergency brake. Ketika terjadi kegagalan sistem maka tekanan udara di pipa reservoir dan pipa pengereman akan turun. Hal ini menyebabkan slide valve ( yang berada pada triple valve) bergeser ke kanan, sehinggal udara dari auxiliary reservoir akan masuk brake cylinder dan mengaktifkan pengereman.

Reff:
Share:

1 komentar :

Translate

Tentang Penulis

Tentang Penulis
[click foto utk detail]

Follow IG

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Highlight

Dunia Kereta - Flywheel: Solusi Efisiensi Energi Kereta Listrik

Seperti telah kita pelajari bersama pada Sistem Propulsi Kereta Rel Listrik (KRL)  bahwa pada KRL memungkinkan tiga jenis pengereman yaitu ...

Flag Counter

Flag Counter