Setelah
sebelumnya dibahas tentang multiple unit maka pada kesempatan kali ini akan
kita pelajari bersama tentang sistem propulsi KRDH (Kereta Rel Diesel
Hidrolik). KRD adalah penamaan untuk DMU(Diesel Multiple Unit) di Indonesia. Sedangkan
KRD sendiri berdasarkan transmisinya dibagi dua yaitu KRDH yang memiliki
transmisi hidrolik dan KRDE(Kereta Rel Diesel Elektrik) yang mana memiliki
transmisi elektrik. KRDH dan KRDE memiliki transmisi yang berbeda, ini berarti
sistem propulsi KRDH dan KRDE berbeda, sedangkan sistem auxiliary antara
keduanya bisa sama.
Berikut
skema sederhana dari sistem propulsi KRDH:
Penjelasan
dari gambar diatas adalah: Mesin diesel sebagai sumber tenaga utama. Putaran
dari shaft mesin diesel ini kemudian dicouple ke turbo transmisi dan pompa
hidrostatis. Keduanya merupakan transmisi hidrolik, perbedaannya adalah rasio
transmisi yang berbeda. Gardan shaft adalah penerus gerakan dari turbo trasmisi,
yang biasaya terletak di dekat mesin diesel, menuju ke gearbox dan roda yang
berada di bogie. Sedangkan gearbox diperlukan untuk mengubah arah putaran dari
gardan shaft sehingga sesuai dengan arah gerak roda, selain itu gearbox dengan
perbandingan tertentu dipakai untuk mengubah (memperbesar/ memperkecil) nilai
torsi dari putaran gardan shaft sehingga sesuai dengan torsi yang diperlukan
roda untuk berputar.
Gambar. Diesel engine yang terhubung turbo transmisi [1]
Gambar.
Gardan shaft [2]
Gambar.
Gearbox [3]
Mungkin
ada pertanyaan, Kenapa perlu adanya transmisi, kenapa dari shaft mesin diesel
tidak dihubungkan langsung ke gardan shaft? Transmisi diperlukan untuk mengatur
output torsi dari mesin diesel. Dalam pelajaran fisika telah dipelajari bahwa
kecepatan berbanding terbalik dengan torsi, dimana kecepatan besar akan
memiliki torsi yang kecil dan sebaliknya. Output putaran dari shaft mesin
diesel ini memiliki kecepatan yang tinggi, dan tentunya torsinya rendah,
sehingga untuk menaikkan torsi tersebut dipasanglah suatu sistem transmisi yang
menghasilkan output torsi yang besar (walaupun kecepatan turun). Torsi, bisa
diibaratkan tenaga gerak, yang besar diperlukan ketika awal pergeraka kereta,
sedangkan ketika kereta sudah berjalan kebutuhan torsi berkurang seiring dengan
naiknya kecepatan. Lebih jelasnya bisa
kita ibaratkan sepeda motor, sepeda motor umumnya memiliki 4 gigi transmisi. 4
gigi transmisi ini memiliki output torsi
yang berbeda meskipun dihubungkan dengan mesin yang sama. Gigi 1 memiliki torsi
yang paling besar sehingga ketika awal gerak kita pasti memakai gigi 1. Gigi 2
dan 3 output torsinya berkurang, dan pada gigi 4 biasanya merupakan murni
putaran engine tanpa ada konversi torsi di transmisi. Dapat kita bedakan kan
bahwa ketika gigi 1 motor memiliki tenanga(torsi) yang besar tetapi tidak bisa
dipakai untuk kecepatan tinggi dan sebaliknya pada gigi 4 motor tanaganya rendah
(tidak kuat untuk tanjakan) tetapi dapat memiliki kecepatan yang tinggi di
lintasan datar.
Selanjutnya,
output dari pompa hidrostatik dipakai untuk memutar altenator dan kipas
radiator. Alternator adalah penghasil listrik yang diperlukan untuk keperluan auxiliary.
Sedangkan kipas radiator diperlukan sebagai pendingin (cooler).
Sistem
propulsi ini biasanya terletak di underframe (bawah lantai) pada KRDH. Sistem
ini secara umum sama dengan yang dipakai di lokomotif DH(Diesel Hidrolik),
hanya saja kapasitas engine dan lainya pada lokomotif DH lebih besar. Demikian
sekilas tentang sistem propulsi pada KRDH. Tunggu pembahasan selanjutnya untuk
sistem propulsi pada KRDE dan KRL.
Gambar. Contoh KRDH, Banyu Biru [4]
Ref:
- http://www.bangshift.com/forum/forum/bangshift/tech-section/41091-duramax-transmission-options
- https://en.wikipedia.org/wiki/Drive_shaft
- https://en.wikipedia.org/wiki/Differential_(mechanical_device)
- http://pariwisata.jogjakota.go.id/index/extra.detail/2084/yogyakarta-semarang-solo-dengan-ka-banyubiru.html
makasih infonya gan, sangat bermanfaaat dan menambah wawasan tentang perkereta apian indonesia
BalasHapus