Pada kesempatan kali ini, akan kita pelajari lagi tentang braking/ pengereman pada kereta api. Khusus kali ini kita ambil tema tentang holding brake. Apa itu holding brake? Mungkin terdengar asing bagi kita. Jika dilihat dari artinya, hold artinya menahan, brake artinya pengeraman. Jadi holding brake adalah pengereman yang bersifat menahan, atau mempertahankan pada posisi tertentu. Lebih spesifik, holding brake adalah pengereman yang bekerja untuk menahan kereta ketika posisi gradient (khususnya tanjakan) agar kereta tidak bergerak mundur pada waktu setelah rem parkir dilepas sampai sistem propulsi mampu memberikan gaya untuk menggerakkan kerata.
Gambar 1. Kereta ditanjakan
Holding brake ini biasanya diaplikasikan pada kereta yang memiliki tuas traksi dan tuas rem pada satu tuas yang sama (traksi dan rem dependent). Tuas ini disebut sebagai master control (MC). Di Indonesia, jenis ini banyak ditemukan pada kereta rel listrik (KRL) contohnya KRL KfW, produk PT. INKA. Sedangkan pada jenis kereta yang memiliki tuas traksi dan tuas rem terpisah (traksi dan rem independent) penggunaan holding brake bisa dihilangkan. Jenis ini banyak dipakai pada kereta diesel hidrolik baik itu pada lokomotif maupun pada kereta berpenggerak.
Gambar 2. Traksi dan rem dependent
Gambar 3. Traksi dan rem independent
Kenapa pada kereta yang traksi dan rem dependent diperlukan holding brake? Karena ketika kereta berhenti maka tuas MC berada di posisi netrak, artinya service brake tidak bekerja, yang bekerja adalah rem parkir. Sekedar merefresh pemahaman tentang brake, rem service bekerja untuk menghentikan kereta yang berjalan, rem ini memiliki sifat normali close, artinya jika tidak ada udara dari compressor, maka rem akan bekerja. Dengan sistem ini, maka kereta akan otomatis mengerem ketika ada gangguan/ kerusakan pada supply daya listriknya. Sedangkan rem parkir dipakai untuk memarkir kereta yang berhenti, rem ini bersifat normaly open, artinya rem ini hanya bekerja jika ada tekanan udara. Kembali ke topik bahasan. Ketika masinis mau menjalankan kereta, maka ia harus melepas rem parkir, kemudian mengarahkan tuas MC kea rah powering (traksi). Sistem propulsi sendiri, memerlukan waktu hingga daya yang dihasilkan mampu menggerakkan kereta. Kondisi akan bahaya jika jika kereta pada posisis tanjakan, ketika rem parkir sudah dilepas, dan ternyata daya traksi belum cukup, maka kereta akan bergerak mundur dan ini berbahaya. Untuk itu, diperlukan mekanisme holding brake, dimana rem akan tetap bekerja hingga daya traksi diperkirakan cukup untuk menggerakkan kereta baru rem dilepas. Mekanisme holding brake biasanya diatur oleh train control, baik itu kapan holding brake dimulai dan kapan holding brake selesai.
Kenapa pada kereta yang traksi dan rem independent diperlukan holding brake? Karena pada sistem ini tuas traksi dan tuas rem terpisah sehingga masinis bisa melakukan perintah traksi dan rem bersamaan. Pada kondisi start jalan di tanjakan, maka masinis bisa mengatur tuas rem pada kekuatan tertentu hingga kereta tidak jalan mundur sambil menggerakkan tuas traksi. Ketika dirasa daya traksi sudah cukup, biasanya ditandai dengan sedikit suara bising ( nggereng) maka tuas rem bisa dilepas. Demikian dulu yang bisa kita pelajari tentang holding brake, semoga bisa menambah khazanah ilmu kita.
Reff: