Pada artikel kali ini akan dibahas macam – macam siste, grounding
pada kereta api. Seperti sebelumnya telah dibahas pada artikel Macam – macam Sistem Grounding, sistem grounding yang dipakai pada kereta api adalah
Sistem IT. Sistem IT yang tidak memiliki grounding disisi sumber sering disebut
Sistem Floating (mengambang). Sebelum membahas lebih jauh, mari kita berkenalan
sekilas dengan sistem floating.
Gambar.
Floating Sistem (Sistem IT)
Pada gambar diatas, L1 adalah fase dan L2 adalah netral, sedangkan
GND adalah ground. Sistem diatas dikatakan floating karena tidak ada koneksi ke
ground. Lalu apakah CE1, CE2, dan RF? CE1 dan CE2 adalah leakage capacitance
yang merupakan sifat alami kabel. Sedangkan RF adalah resistansi isolasi
(insulation resistance). Resistansi isolasi ini tidak bisa dibandingkan dengan
resistor yang ada di pasaran karena resistansi ini adalah gabungan antara
beberapa fault resistance antara kabel fasa dan ground. Dalam pengertian yang
lebih simple, RF adalah resistansi dari benda penghubung antara kabel fasa dan
ground.
Barikut beberapa alasan kenapa sistem IT dipakai pada sistem
kelistrikan kereta api antara lain:
- Keamanan operasi. Hal ini karena pada sistem IT tidak ada penghubung ke ground, sehingga apabila terjadi arus bocor akibat kegagalan isolasi sistem masih dapat bekerja karena arus bocor pada sistem ini kecil. Ketika terjadi arus bocor pada sistem ini, artinya ada arus yang mengalir ke ground dan dengan kata lain sistem telah terhubung ke ground maka sistem ini akan berubah menjadi sistem TN.
- Keamanan dari kejut listrik. Pada sistem IT tidak ada penghubung ke ground sehingga terjadinya arus bocor lebih kecil sedemikian sehingga peluang terjadinya kecelakaan kejut listrik juga lebih kecil.
- Keamanan dari kebakaran. Lebih aman dari resiko kebakaran karena arus bocor yang terjadi biasanya kecil sehingga peluang terjadinya bunga api juga kecil.
Seperti disebutkan sebelumnya, setelah terjadi arus bocor yang
pertama pada sistem IT, maka sistem ini akan berubah menjadi sistem TN yang
memiliki resiko arus bocor lebih besar. Untuk itu setelah terjadi kebocoran
arus yang pertama pada sistem IT harus segera dicek dan dicari sumber arus
bocor yang ada untuk menghindari terjadinya arus bocor yang selanjutnya. Untuk
itu, pada pengaplikasian sistem ini biasanya dilengkapi dengan insulation
monitoring device (IMD) dan atau residual current device (RCD). IMD atau juga
disebut isometer dipakai untuk memonitoring kebocoran arus, apabila ada
kebocoran arus yang terjadi maka akan ada peringatan bunyi alarm dan atau
tampilan grafiknya. Sedangkan RCD biasanya berbentuk circuit breaker sehingga
disebut Residual Current Circuit Breaker (RCCB). Seperti namanya, RCCB akan
bekerja memutus aliran listrik apabila terdeteksi adanya kebocoran arus. Baik
isometer maupun RCCB biasanya dipasang di panel listrik kereta api.
Gambar.
Isometer
Gambar.
RCCB
Gambar.
Pemakaian isometer pada lokomotif diesel
Ref.
http://www.fancos.it/bender_rail.html
Artikel terkait:
0 komentar :
Posting Komentar