Salah satu teknologi kereta
yang ramah lingkungan adalah kereta fuel cell. Kereta ini berbahan bakar
hydrogen (H2) yang kemudian diproses dimesin fuelcell dan menghasilkan sisa
berupa air, sehingga sangat ramah lingkungan. Akan tetapi, yang masih menjadi
kelemahan teknologi ini adalah cara mendapatkan H2 yang masih mahal. Selain
itu, proses produksi H2 saat ini juga menghasilkan polusi tersendiri. Pada
artikel kali ini, kita akan membahas perkembangan kereta fuel cell di India.
Akhir tahun 2021 kemarin,
India melakukan uji coba kereta fuel cell pertamanya. Uji coba ini bertujuan
untuk mengetahui potensi penurunan emisi sector transportasi dengan cara
mempercepat penggunaan kendaraan berbahan bakar hydrogen. India sendiri
merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, salah
satunya bidang industry berat dan produksi. Hal ini membuat emisi CO2 yang dihasilkan
cukup besar. Bahkan pada tahun 2015 menduduki peringkat tiga besar dunia negara
penghasil polusi.
India sendiri memiliki target
zero emisi pada tahun 2060 pada sector industry dan transportasi. Beberapa
usaha telah dilakukan, misalnya menghentikan penggunaan mesin dua-tak menjadi
empat-tak, menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan seperti biofuel.
Sedangkan pada sector kereta api, beberapa alternatif untuk mereduksi emisi
adalah: penggunaan biofuel, bahan bakar sintesis, elektrifikasi lintas, dan juga
penggunaan bahan bakar hydrogen.
Salah satu upaya yang telah
dilakukan Indian Railway adalah dengan menggunakan baterai dan bahan bakar hydrogen
pada kereta. Lokomotif biasa akan memerlukan baterai yang sangat besar untuk
dapat beroprasi jarak jauh dan beban yang berat. Sedangkan fuel cell menawarkan
berat yang lebih ringan dan jarak operasional kereta yang lebih jauh. Selain
itu, kereta berbahan bakar hydrogen lebih hemat dan tidak bising dibandingkan
dengan kereta bertenaga diesel.
Untuk mengurangi emisi akibat
produksi hydrogen, maka dilakukan produksi dengan energi ramah lingkungan
seperti panel surya. Jenis ini disebut green hydrogen. Sedangkan jika dihasilkan
dari bahan bakar fosil disebut grey hydrogen, dan apabila diproduksi dengan gas
alam disebut blue hydrogen.
Salah satu aplikasi kereta
bertenaga hydrogen adalah dengan menempatkan modul fuelcell di roof kereta dan tangka
hydrogen dan oksigen di bawah lantai (underfloor). Reaksi antara hydrogen dan
oksigen pada fuel cell menghasilkan energi listrik serta zat buang berupa air,
udara, dan panas. Listrik disimpan di baterai yang selanjutnya dipakai untuk
menggerakkan motor traksi atau dapat langsung dimanfaatkan ke motor traksi. Prototipe
kereta fuel cell di India yang bertenaga 300kW dibuat memakai bekas lokomotif
diesel. Kecepatan maksimumnya diperkirakan mencepai 140 km/jam.
Ref:
https://www.railwaygazette.com/in-depth/traction-india-to-trial-fuel-cell
trainset/57957.article
https://www.imeche.org/news/news-article/could-hydrogen-trains-be-the-future-of-rail