Selain dipakai untuk tenaga penggerak propulsi, energi
pada kereta juga digunakan untuk beban – beban auxiliary seperti lampu, air
conditioning (AC), audio-video dan sebagainya. Bahkan di Eropa, hampir
seperlima energi pada kereta api terpakai untuk komponen auxiliary. Oleh kerana
itu, dengan mengurangi konsumsi eneri auxiliary, maka konsumsi energi kereta
secara keseluruhan bisa dihemat.
Komponen auxiliary yang menyedot energi terbanyak adalah
AC atau HVAC (Heating Ventilating Air Conditioner). HVAC dipakai di negara empat
musim dimana pada musim panas berfungsi sebagai pendingin dan sebaliknya pada
musim dingin sebagai pemanas. Gambar 1 adalah data konsumsi energi dari
beberapa komponen auxiliary. Terlihat bahwa HVAC menghabiskan 83 % dari total
energi yang diserap auxiliary.
Gambar
1. Prosentase konsumsi energi komponen auxiliary
Cara pertama untuk menekan konsumsi energi dari sistem AC
atau untuk meningkatkan efisiensi adalah dengan memperbaiki isolasi ruangan
sehingga udara dingin atau panas yang dihasilkan tidak bocor keluar dan udara
luar tidak masuk ke dalam kereta. Akan tetapi, aturan perkeretaapin
mensyaratkan adanya fresh air atau udara luar yang masuk (ventilasi) sebesar 20
m3/ jam/ seat (untuk eropa). Karena hal ini, maka di kereta ada
ventilasi yang dibuat. Oleh karena itu, solusi kedua adalah dengan menggunakan
smart window ventilasi dimana hanya terbuka saat diperlukan sehingga udara AC
tidak bocor keluar. Salah satu teknologi smart window adalah dengan
memanfaatkan sensor CO2, dimana CO2 mencerminkan jumlah penumpang, sehingga
udara ventilasi tidak lagi 20 m3/ jam/ seat tetapi 20 m3
/jam/ penumpang. Standar untuk Indonesia sendiri adalah minimum 9 m3/jam/
penumpang.
Selanjutnya, pada HVAC mode pemanas, maka dapat dilakukan
cara ketiga yaitu dengan memanfaatkan panas dari sistem propulsi sehingga
energi panas tidak terbuang percuma. Hal ini dapat dilakukan dengan heat
exchanger. Terakhir cara keempat yaitu dengan menerapkan teknologi inverter. AC
inverter sudah banyak dipakai pada ruangan karena kelebihannya. Gambar 2
menunjukkan perbandingan AC non-inveter dan AC-inverter secara umum, tidak
khusus railway.
Gambar
2. AC inverter vs AC Non-Inverter
Berdasarkan gambar 2 maka dapat disimpulkan bahwa
kelebihan AC inverter dibanding AC non-inverter adalah:
- Lebih cepat dingin, atau menuju suhu yang disetting
- Variable speed, artinya motor kompresornya bisa diatur kecepatannya sehingga dapat dengan halus mencapai suhu setting dengan energy yang lebih rendah. Inilah faktor kenapa AC inverter lebih hemat energi. AC non-inverter memakai kecepatan konstan, sehingga kalau suhu panas komprosor bekerja, ON, setelah suhu terlalu dingin, compressor OFF, mekanisme ini dilakukan untuk menuju suhu setting. Seperti terlihat pada gambar 2 jalur yang naik – turun.
- Lebih tenang suaranya, karena tidak ada mekanisme ON-OFF seperti pada AC non-inverter
Akan tetapi, dimana ada kelebihan pasti ada kekurangan.
Kekurangan utama AC inverter adalah harganya yang mahal. Sehingga dari segi
harga, untuk saat ini, AC non-inverter masih unggul. Aplikasi AC kereta
sendiri, beberapa produk baru sudah menerapkan AC inverter.
Gambar
3. AC Kereta Api
English
title: Reducing auxiliary power consumption
Artikel terkait:
Reff:
www.masstransitmag.com