Ada beberapa jenis rel kereta api
yang digunakan di seluruh dunia, dengan variasi desain dan konstruksinya.
Beberapa jenis jalur kereta api yang umum digunakan adalah:
1. Ballasted track: Ini adalah jenis jalur kereta api yang paling umum digunakan secara global, di mana jalur tersebut diletakkan di atas lapisan batu pecah yang dikenal sebagai pemberat.
Track Sleeper Beton: Pada
track jenis ini, rel dipasang pada bantalan beton pracetak menggunakan klip
atau ballast lainnya.
Jalur Rel Las Berkelanjutan:
Jenis jalur ini memiliki rel yang dilas bersama secara terus menerus,
menciptakan jalur yang mulus tanpa sambungan atau celah.
Slab track: Pada track
jenis ini, rel dipasang pada slab beton yang berfungsi sebagai pondasi,
menghilangkan kebutuhan pemberat atau bantalan.
Suspended Track: Pada
jenis track ini, rel didukung oleh serangkaian balok baja atau beton yang
digantung dari struktur seperti jembatan atau rel layang.
Jalur balast adalah jenis jalur
kereta api yang paling umum digunakan di seluruh dunia. Ada beberapa alasan
popularitasnya: Keefektifan biaya: Pembuatan jalur balas relatif murah
dibandingkan dengan jenis jalur lainnya, terutama karena menggunakan batu pecah
sebagai pemberat, yang sudah tersedia dan murah. Perawatan yang mudah:
Lebih mudah untuk mempertahankan track berballas daripada jenis track lainnya,
karena ballast dapat dengan mudah diganti atau disetel sesuai kebutuhan. Drainase
yang baik: Pemberat di jalur balas memberikan drainase yang baik untuk air
hujan, mencegah akumulasi air di jalur dan mengurangi risiko tergelincirnya
rel. Keserbagunaan: Jalur balas dapat digunakan pada berbagai jenis
tanah dan medan, menjadikannya pilihan yang fleksibel untuk konstruksi kereta
api.
Gambar. Slab track
juga dikenal dengan ballastless track
Terlepas dari kelebihannya, ballast track juga memiliki beberapa kelemahan, seperti kebutuhan untuk perawatan rutin dan potensi ballast bergeser atau terkontaminasi, yang dapat menyebabkan ketidakstabilan track. Namun, ini tetap menjadi jenis jalur kereta api yang paling banyak digunakan karena hemat biaya dan keserbagunaannya.
Slab track juga mulai banyak
dipakai karena beberapa kelehihanya yaitu: Pengurangan perawatan: Track
slab membutuhkan perawatan yang lebih sedikit daripada track berbalas karena
menghilangkan kebutuhan penggantian ballast dan mengurangi frekuensi perawatan
pengencangan rel. Ketahanan: Penggunaan beton bertulang dalam konstruksi
jalur pelat memberikan daya tahan yang lebih besar daripada jalur pemberat
tradisional. Pengurangan kebisingan dan getaran: Jalur pelat mengurangi
kebisingan dan getaran yang disebabkan oleh kereta api yang melewati jalur
tersebut, memberikan perjalanan yang lebih mulus dan nyaman bagi penumpang. Peningkatan
kecepatan kereta: Stabilitas yang diberikan oleh lintasan slab memungkinkan
kecepatan kereta yang lebih tinggi, mengurangi waktu tempuh dan meningkatkan
efisiensi.
Gambar. Ilustrasi Slab
Track
Meskipun slab track memiliki
beberapa kelemahan seperti: Biaya lebih tinggi: Jalur pelat lebih mahal
untuk dibangun daripada jalur pemberat tradisional, terutama karena biaya bahan
beton dan tulangan. Kesulitan dalam perbaikan track: Dalam kasus
kerusakan atau kegagalan track slab, proses perbaikan dapat menjadi rumit dan
memakan waktu. Masalah drainase: Jalur pelat membutuhkan drainase yang
tepat untuk mencegah akumulasi air, yang dapat menyebabkan ketidakstabilan dan
kerusakan pada jalur. Fleksibilitas terbatas: Track slab kurang
fleksibel dibandingkan track balas dan tidak cocok untuk beberapa jenis medan atau
tanah.
Secara keseluruhan, slab track
adalah teknologi rel kereta api yang lebih modern dan canggih, menawarkan
beberapa manfaat seperti pengurangan perawatan, peningkatan daya tahan, dan
kecepatan kereta yang lebih tinggi. Namun, biayanya yang lebih tinggi dan
fleksibilitasnya yang terbatas membuatnya kurang cocok untuk beberapa proyek
perkeretaapian.
Ref:
Ma, Z.; Gao, L.; Zhong, Y.; Ma,
S.; An, B. Arching Detection Method of Slab Track in High-Speed Railway Based
on Track Geometry Data. Appl. Sci. 2020, 10, 6799.
https://doi.org/10.3390/app10196799