Setelah sebelumnya kita telah membahas pengaruh massa
kereta terhadap konsumsi energi dan juga pengaruh bentuk aerodinamis kereta
terhadap konsumsi energi, maka pada kesempatan ini akan kita pelajari bersama
effisiensi penggunaan space/ ruang pada kereta api yang kaitanya dengan
konsumsi energi. Pada artikel sebelumnya telah dibahas bahwa semakin besar
massa kereta maka semakin besar pula konsumsi energinya. Secara ekonomi, energi
ini nantinya dihitung dari banyaknya kursi yang bisa ditempati, yang berarti
jika dengan massa kereta yang sama tetapi lebih banyak kursi/ space yang bisa
ditempati/ termanfaatkan maka biaya penggunaan energinya akan semakin murah.
Gambar. Interior Kereta Shinkansen (www.westjr.co.jp)
Berkaitan dengan jumlah kursi atau jumlah penumpang yang
bisa diangkut ada beberapa cara yang bisa dipakai untuk meningkatkan
kapasitasnya, yaitu:
1) Meninggikan
tinggi kereta api
Salah satu caranya dengan membuat kereta
api bertingkat (double-decked). Kendala perapan double-decked adalah lintas
yang kurang mendukung seperti terowongan dan jembatan yang tidak muat untuk
kereta double-decked.
2) Memperlebar
car body
Sama seperti cara sebelumnya, cara ini
juga terkendala pada loading gauge. Di Indonesia sendiri, dimana pembangunan
jalur kereta baru mungkin bisa diaplikasikan. Dengan lbar sepur 1435 badan
kereta bisa lebih lebar dibanding pada lebar sepur 1063.
3) Menghilangkan
lokomotif dan diganti dengan multiple unit (kereta berpenggerak)
Cara ini paling banyak digunakan karena tidak perlu
mengubah fasilitas yang ada. Sudah banyak diaplikasikan di luar negeri. Di
Indonesia diaplikasikan pada kereta jarak dekat seperti Prameks, kereta bandara
dan KRL.
Gambar diatas adalah contoh perbandingan kapasitas kereta
dengan lokomotif dan multiple unit (MU). Terlihat bahwa kapasitas MU bisa lebih
besar, hanya perlu 2 kereta. Di Indonesia sendiri untuk meningkatkan fungsi
space yang terbatas pada kereta ini, sekarang sudah banyak kereta pembangkit
(P) yang digabung dengan kereta makan (KM) menjadi kereta makan pembangkit
(KMP). Dengan adanya KMP kereta pembangkit dihilangkan dan diganti kereta
penumpang sehingga jika dihitung konsumsi energi per kursi nilainya akan
menurun. Sedangkan pemanfaatan MU di Indonesia baru pada kereta jarak dekat
sepeti contoh yang disebutkan diatas. Untuk kereta cepat, kemungkinan nantinya
akan memakai tipe MU seperti banyak dipakai di Shinkansen.
English title: Space Utilization Efficiency in Railway
Artikel terkait:
Reff: www.railway-energy.com