Setelah sebelumnya dibahas mengenai
jenis - jenis pengereman, maka pada kesempatan ini akan kita pelajari lebih mendalam tentang air brake. Air
brake atau pneumatic brake adalah pengereman yang memanfaatkan udara
terkompresi. Air brake adalah standart fail-safe pengereman kereta di seluruh
dunia. Pada kesempatan kali ini, akan kita pelajari bersama tentang komponen
dan prinsip dasar air brake.
Gambar 1. Komponen air brake secara umum
1) Kompresor
Kompresor berfungsi
untuk memampatkan udara biasa menjadi udara bertekanan. Udara pada tekanan
normal akan dipompa dan dimampatkan hingga tekanannya 5-10 bar tergantung
sistem pengereman yang digunakan. Kompresor udara digerakkan oleh motor
listrik, sistem hidrostatik, atau dikopel langsung dengan mesin kereta. Di
Indonesia, aplikasi kompresor yang digerakkan motor listrik dapat dijumpai di KRDI,
KRDE, maupun KRL. Sedangkan kompresor dengan sistem hidrostatis adalah pada
lokomotif CC300 sedangkan kompresor yang dikopel langsung dengan engine banyak
dijumpai di lokomotif CC20x.
2) Main Reservoir
Tangki tempat menyimpan udara terkompresi yang dipakai untuk
pengereman maupun keperluan lain seperti pintu pneumatic.
3) Driver Brake Valve
Driver barke valve atau tuas rem adalah tuas yang berfungsi
untuk mengatur tekanan udara yang dimasukkan kedalam pipa pengereman. Dengan
tuas rem inilah masinis mengatur tingkat pengereman air brake agar diperoleh
pengereman yang sesuai harapan.
Gambar 2.
Tuas Rem
4) Feed valve
Berfungsi untuk memastikan bahwa tekanan udara didalam pipa
pengereman berada pada tekanan yang sesuai.
5) Equalising Reservoir
Pada rangkaian kereta yang panjang, perubahan tekanan udara
akibat tuas rem yang dilakukan oleh masinis memerlukan waktu untuk respon,
sehingga aka nada jeda waktu hingga rem benar – benar bekerja. Untuk itu,
equalizing reservoir berfungsi untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan jeda
waktu tersebut.
6) Brake Pipe
Brake pipe atau pipa pengereman berfungsi untuk menyalurkan
udara bertekanan dari kompresor ke distributor valve di seluruh rangkaian
kereta. Ada dua sistem brake pipe yang dipakai, single pipe dan double pipe.
Single pipe
Seperti namanya, sistem ini hanya memakai satu pipa
pengereman. Tekanan pada brake pipe skitar 5 bar. Sistem ini banyak dipakai
pada kereta konvensional yang ditarik lokomotif. Udara bertekanan dihasilkan
oleh kompresor yang berada di lokomotif kemudian disalurkan ke kereta hingga
rangkaian paling belakang.
Gambar 3.
Single pipe brake
Double pipe
Pada sistem ini menggunakan dua pipa pengereman yang
menyalurkan udara bertekanan. Pada double pipe terdapat main reservoir pipe dan
brake pipe, yang membedakan adalah tekanan udara pada main pipe bisa mencapai
10 bar. Main pipe terhubung langsung ke kompresor, brake pipe tidak. Main pipe,
selain dipakai untuk sistem pengereman juga dipakai untuk menggerakkan pintu
pneumatic atau untuk supply udara air suspension. Di indonesis sistem ini
banyak dipakai di KRDI maupun KRDE.
Gambar 4.
Double pipe brake
7) Angle cock
Angle cock adalah katub dipipa ujung setiap kereta. Katup ini
dibuka untuk meneruskan udara bertekanan pada kereta selanjutnya atau ditutup
jika berada pada kereta terakhir.
8) Hoses
Adalah pipa karet lentur tetapi tebal yang dipakai sebagai
penyambung pipa antar kereta.
Gambar 5.
Hoses
9) Brake Cylinder
Merupakan piston untuk meneruskan gaya pengereman dari pipa
brake menuju sepatu rem. Setiap kereta memiliki minimal satu brake silinder.
Brake silinder ini disambungkan ke “brake ringging” yaitu suatu rangkaian
mekanis yang mendistribusikan gaya pengereman ke masing – masing sepatu rem di
tiap-tiap roda. Dengan adanya brake rigging maka jumlah penggunaan barke
cylinder bisa dihemat.
Gambar 6.
Brake Cylinder dan Brake Rigging
10) Auxiliary Reservoir
Merupakan tangki penyimpan udara yang berfungsi untuk mengisi
brake cylinder ketika terjadi pengereman. Tangki ini akan terisi kembali dari
brake pipe ketika rem release. Karena tangki ini perlu diisi kembali, maka
apabila kereta dibiarakan dalam kondisi pengereman dalam jangka waktu yang
lama, misalnya ketika kereta parkir, maka brake cylinder lama – lama akan
kehilangan tekanan sehingga tidak terjadi pengereman lagi. Oleh karena itu,
pada kereta selalu dilengkapi dengan rem parkir baik itu menggunakan cylinder
terpisah dengan prinsip yang berkebalikan dengan brake cylinder atau dengan rem
tangan(hand brake) manual.
11) Triple Valve/Distributor valve
Disebut triple valve karena valve ini memiliki tiga jalur yang
menghubungkan brake pipe, auxiliaru reservoit, dan pipa yang menuju brake
cylinder. Sedangkan distributor valve pada prinsipnya merupakan penyempurnaan
dari triple valve. Prinsip kerja triple valve atau distributor valve adalah:
- Ketika tekanan pada brake pipe lebih tinggi dari
tekanan auxiliary reservoir maka akan terjadi pengisian udara ke auxiliary
reservoir dan membuka lubang exhaust silinder rem sehingga rem akan release.
- Ketika tekanan di brake pipe lebih rendah dari
tekanan di auxiliary reservoir maka akan menutup lubang exhaust brake cylinder
dan melewatkan udara dari auxiliary reservoir ke brake cylinder sehingga
terjadi pengereman.
- Apabila tekanan brake pipe dan auxiliary
reservoir sama maka akan menahan tekanan pada auxiliary reservoir dan brake
cylinder pada level tekanan tertentu.
Gambar 7. Triple valve
Demikian
komponen – komponen pada air brake selanjutnya mekanisme kerja air brake akan
dibahas pada artikel
Mekanisme Air Brake.
Reff: