Maglev atau Magnetic Levitation adalah salah satu jenis
kereta api yang memanfaatkan gaya magnet dan dapat bergerak dengan laju yang
sangat cepat (diatas 500 km/ jam). Ada dua jenis magnet yang dipakai, magnet
pertama untuk mengangkat kereta sehingga antara badan kereta dan rel mengambang
atau levitation, magnet yang kedua adalah untuk menggerakkan kereta yaitu
dengan motor linier.
Sampai saat ini hanya ada tiga negara yang mengoperasikan
maglev secara komersial yaitu Jepang, Korea Selatan dan China. Perkembangangan
maglev di Jepang dimulai pada tahun 1969. Ada dua jenis maglev yang beroprasi
di Jepang yakni SCMaglev (Super Conducting Maglev) yang dioperasikan oleh
Central Capan Railway Company(JR Central) dan HSST(High Speed Surface Transport)
yang dioperasikan oleh Japan Airlaines yang melayani rute bandara. Rekor
kecepatan yang pernah dipecahkan SCMaglev adalah 603 km/jam pada 21 April 2015
dengan kereta tipe L0 series.
Gambar.
Maglev Jepang L0 series
Korea Selatan mulai mengembangkan maglev pada tahun 1993,
kemudian mulai dioperasikan pada 2016 di bandara Incheon. Hal ini membuat Korea
Selatan masuk dalam daftar empat besar negara yang mengembangkan sendiri dan
mengoperasikan maglev setelah Inggris, German, dan Jepang. Menghubungkan bandara
ke stasiun kereta api, maglev ini hanya memiliki jarak tempuh 6.1 km dengan
kecepatan operasi 110 km/jam. Kereta ini menghubungkan Incheon International
Airport dengan Stasiun Yongyu.
Gambar.
Incheon Airport Maglev
Sedangkan di China terdapat Shanghai Maglev Train (SMT) yang
mana kereta maglev dibeli dari Transrapid Jerman. Saat ini, kereta maglev ini
menjadi kereta tercepat yang beroprasi secara komersial. Maglev ini menempuh
jarak 30.5 km dengan kecepatan 431 km/ jam hanya dalam 7 atau 8 menit.
Menghubungkan Shanghai Pudong International Airport dan Pudong Central. Selain
itu China juga memiliki sistem maglev lain dengan kecepatan rendah yaitu
Changsa Maglev dengan kecepatan operasi 160 km/ jam dan Beijing S1 Line dengan
kecepatan operasi 100 km/ jam.
Gambar.
Shanghai Maglev Train
Teknologi maglev sendiri secara umum ada dua yaitu
Electromagnetism suspension (EMS) dan Electrodynamic suspension (EDS). Pada
EMS, kereta melayang diatas rel sedangkan coil electromagnet berada pada
kereta. Warna merah adalah plat rel sedangkan warna hijau adalah kumparan
electromagnet. Magnet sisi bawah berfungsi untuk mengagkat body kereta
(levitation) sedangkan magnet sisi samping untuk menggerakkan kereta
(propulsi). Sistem ini memiliki keuntungan untuk bisa dioperasikan pada semua
rentang kecepatan. Kelemahan sistem ini adalah pengaturan jarak layang antara
body kereta dan rel yang perlu dijaga konstan. Teknologi ini dipakai oleh
Transrapid Jerman.
Gambar.
EMS sistem
Pada sistem EDS, coil electromagnet ada pada kereta
maupun lintas seperti dapat dilihat pada dibawah. Perbedaan dengan sistem EMS
adalah pada cara levitation. Kalau pada EMS coil electromagnet untuk mengangkat
kereta ada disisi bawah, pada EDS coil electromagnet pengangkat ada di samping.
Kelebihan sistem ini adalah tidak perlu ada kontrol untuk menjaga jarak layang
kereta dan rel karena gaya angkat yang ada di samping lebih stabil. Akan
tetapi, tipe ini pada kecepatan rendah tidak mampu mengagkat kereta sehingga perlu
adanya tambahan roda. Sedangkan dari segi propulsinya sama yakni menggunakan
motor linier. Teknologi ini dipakai oleh JR-Maglev Jepang.
Gambar.
EDS sistem