Libur
lebaran tahun 2016 telah usai, mari mulai beraktivitas kembali, salah satunya
untuk belajar kembali tentang kerata api. Melihat dari mudik tahun ini,
kemacetan semakin parah terjadi, salah satu angkutan darat yang terbebas dari
macet dan banyak diminati adalah kereta api. Untuk itu, semoga kita terus
semangat belajar tentang kereta api untuk membangun negeri ini.
Peda
kesempatan kali ini akan kita pelajari bersama sistem propulsi pada KRDE
(Kereta Rel Diesel Elektrik) setelah sebelumnya kita mambahas sistem propulsi pada KRDH. Seperti sebelumnya dibahas, bahwa antara KRDH dan KRDE
memiliki sumber power yang sama yaitu mesin diesel, tetapi keduanya memiliki
sistem transmisi yang berbeda. Seperti namanya, KRDH memiliki sistem transmisi
hidrolik sedangkan KRDE memiliki sistem transmisi elektris.
Berikut
adalah skema sederhana sistem propulsi pada KRDE:
Gambar. Skema Propulsi KRDE
Seperti
dapat dilihat pada gambar diatas, ciri utama kereta bertrasmisi elektris adalah
power diubah manjadi daya listrik untuk seterusnya dipakai menggerakkan motor
listrik. Pertama daya dari mekanik dari mesin diesel dipakai untuk menggerakkan
alternator (generator) sehingga menghasilkan listrik AC (alternating current) 3
phase. Coupling antara sharf diesel dengan alternator biasanya berupa coupling
mekanik.
Listrik
AC 3 phase ini kemudian masuk ke rectifier untuk diubah menjadi listrik DC
(Direct Current). Listrik DC output rectifier ini kemudian masuk ke VVVF
(Variable Voltage Variable Frequency) dan SIV (Static Inverter). VVVF
menghasilkan listrik AC 3 phase untuk supply motor traksi sedangkan SIV
menghasilkan listrik AC 3 phase untuk supply auxiliary sistem seperti AC,
lighting dan lainnya. Kenapa supply motor traksi dan auxiliary harus dibedakan
dengan VVVF dan SIV? Karena keduanya memiliki karakteristik yang berbeda,
salahsatunya adalah energy yang diserap motor traksi lebih besar dan lebih
bervariasi. Lebih jelas tentang perbedaan antara VVVF dan SIV. Mulai dari
alternator sampai dengan motor listrik, energi ditrasmisi dalam bentuk listrik sehingga lebih praktis, inilah
kelebihan utama sistem transmisi elektris.
Untuk jenis KRDE komponen – komponen seperti
tersebut diatas biasanya diletakkan di bawah lantai (underframe) agar jumlah
muatan penumpang tetap banyak. Untuk itu perlu desain khusus dari mesin diesel,
alternator, rectifier maupun VVVF dan SIV nya. Sedangkan motor traksi biasanya
diletakkan pada bogie.
Gambar.
Power pack (diesel engine +
alternator) [1]
Gambar.
VVVF Thosiba [2]
Gambar.
Motor Traksi [3]
Mungkin
ada yang bertanya, output dari alternator adalah listrik AC dan motor yang
digunakan juga motor listrik AC, kenapa harus memakai rectifier dan VVVF? Hal
ini berkaitan dengan sistem control kecepatan motor traksi. Saat ini motor
traksi yang banyak digunakan untuk KRDE di Indonesia adalah motor induksi
(diluar negeri mulai banyak memakai motor Permanent Magnet Synchronous
Motor(PMSM)), yang mana untuk mengatur kecepatanya memerlukan komponen VVVF.
Sedangkan komponen VVVF sendiri memiliki inputan listrik DC sehingga dipakailah
rectifier juga. Apakah ada motor listrik DC yang dipakai untuk motor traksi? Ada.
Dulu sebelum ditemukan metode control motor listrik AC, motor listrik DC banyak
dipakai sebagai motor traksi. Motor listrik DC mulai ditinggalkan karena salah
satunya perawatanya yang lebih mahal dibanding motor listrik AC. Jika
menggunakan motor listrik DC maka skema sistem propulsi KRDE diatas dari output
rectifier dapat langsung dihubungkan ke motor listrik DC.
Gambar. Contoh KRDE produksi PT INKA: KA Batara Kresna - Solo [4]
Ref:
0 komentar :
Posting Komentar