Tujuan dari pengereman adalah untuk mengurangi kecepatan
kereta, baik untuk mencapai kecepatan tertentu atau bahkan untuk membuat kereta
berhenti. Secera umum, pengereman dilakukan dengan mengubah energi
gerak/kinetic kereta menjadi sebuah kerja mekanik yakni gesekan yang akhirnya
menghasilkan panas.
Sistem pengereman yang baik adalah yang aman, efektif dalam
mengurangi kecepatan kereta atau menghentikan kereta selain itu selain itu
operasional dan performanya tidak terpengaruh oleh kondisi lingkungan. Sistem
pengereman yang tersentral, dikendalikan oleh masinis, dan transmisi nya ke
kereta yang ditarik harus simple, aman, dan efektif.
Berikut beberapa jenis dari sistem pengereman yang dipakai
di kereta api:
1) Handbrake
Adalah pengereman yang dilakukan dengan
memutar tuas/handle dengan tangan, sehingga disebut handbrake. Saat ini
biasanya dipakai untuk rem parker kereta penumpang.
Gambar. Handbrake handle
2) Pneumatic Brake
Pengereman yang memanfaatkan tenaga udara
bertekanan yang diperoleh dari compressor. Pada sistem ini perubahan tekanan
pada pipa command akan menyebabkan
variasi tenaga pengereman. Energinya disalurkan melalui pipa. Merupakan
jenis pengereman yang paling banyak di pakai di kereta api.
3) Elektro-pneumatic Brake
Pengereman ini prinsipnya sama dengan
pneumatic brake, yang membedakan adalah command pengereman menggunakan sinyal
elektrik. Untuk memfasilitasi pengereman ini dipakai Elektro Magnetiv Valve
(EMV). Di Indonesia biasanya dipakai di kereta – kereta berpeggerak.
Gambar. Elektromagnetic Valve
4) Rail(Track) Brake
Pengereman ini memanfaatkan gaya
electromagnet. Yakni dengan membangkitkan gaya electromagnet, yang berlawanan
dengan arah gerak kereta, pada kumparan yang dialiri arus listrik.
5) Elektric Braking
Pengereman ini memanfaatkan prinsip kerja
motor traksi yang bisa diputar berkebalikan arah. Dengan memanfaatkan teknologi
control motor, maka ketika terjadi pengereman motor traksi bisa diubah menjadi
generator. Generator ini akan mengubah energi gerak kereta menjadi energi
listrik. Jika energi listrik ini dibuang ke resistor menjadi panas maka disebut
rheostatic braking. Jika energi listrik hasil braking disimpan di batarai/
capasitor atau disalurkan ke kereta lain maka disebut regenerative braking.
Gambar. Braking resistor
6) Hydraulic Braking
Yakni pengereman yang memanfaatkan oli
hidrolik. Jika pengereman memanfaatkan tekanan dari oli ini maka disebut
hydrostatis. Jika energi kinetic kereta diubah untuk memutar pompa hydrolik
maka disebut hydrodymamic.
Demikian pengantar tentang sistem pengereman pada kereta
api. Selanjutnya akan dibahas cara kerja dari beberapa jenis pengereman diatas.
Nantikan artikel selanjutnya.
Reff:
0 komentar :
Posting Komentar