Hallo teman-teman KL semua,
sebutan baru buat pembaca setia keretalistrik. Setelah lama bersemedi ditengah pandemi
korona ini, kita akan bagi cerita baru tentang kereta api ini. Sebelumnya kita
doakan semoga wabah korona yang ada di Indonesia khususnya dan dunia umumnya
segera selesai, dan kita bisa menikmati lagi perjalanan dengan kereta, aamiin.
Kali ini kita akan sedikit share tentang bagaimana kereta api bisa tetap
beroprasi pada suhu dingin yang ekstrem, yaitu -30 ⁰C.
Pada kesempatan kali ini, kita
akan mengambil contoh kasus operasional kereta di Amerika Serikat dengan
operator Norfolk Southern Corporation (NS). NS lebih banyak melayani transportasi
barang seperti batu bara, produk otomotif dan juga komponen industry. Pada tahun
2019, terjadi musim dingin dengan suhu yang ekstrem di AS dan NS harus tetap
beroprasi. Suhunya mencapai -50 ⁰C di
Illionis dan Indiana di awal Februari 2019.
Salah satu usaha yang
dilakukan agar kereta tetap beroprasi dengan normal adalah menjaga kondisi rel
agar tetap aman dilalui. Suhu dingin yang ekstrem membuat rel berkontraksi dan
beberapa rusak, sambungan (joint) patah dan masih banyak lainya. Untuk
melakukan ini, personel dilengkapi dengan safety yang lengkap karena harus
bekerja pada suhu dingin yang ekstrim.
Selain itu beberapa persiapan yang dilakukan NS adalah:
- Tim dibagi dalam wilayah kecil sehingga lebih cepat mengani kendala
- Komunikasi antara pusat operasi dan pegawai lapangan ditingkatkan
- Perubahan ukuran train set, batas kecepatan dan aturan sesuai dengan kondisi di lapangan
- Menyiapkan genset portabel di beberapa tempat untuk antisipasi gardu listrik mati
- Meyiapkan alat pembersih salju dari lintas rel
Sedangkan untuk menjamik lokomotif dapat beroprasi yang
dilakukan adalah: Lokomotif disimpan atau diparkir di tempat khusus yang bisa
melindungi dari suhu dingin yang ekstrim sehingga air pendingin radiator dan bahkan
oli tidak membeku. Selain itu juga disiapkan air dryer untuk mencegah udara di
kompresor mengandung air akibat membeku. Selain itu, kondisi cuaca juga terus dipantau,
sehingga aturan operasional dapat berubah setiap waktu dan disampaikan melalui sistem
komunikasi yang canggih.
Demikian sedikit cerita tentang bagaimana operasional kereta di suhu dingin yang ekstrem. Meskipun di Indonesia tidak ada salju, semoga bisa menambah ilmu dan mengobati rasa penasaran kita. Salam sobat KL!
Reff: Global Railway Review, February 2020.
0 komentar :
Posting Komentar