Kereta api cepat atau dikenal dengan High Speed Railway
(HSR) adalah jenis kereta yang memiliki kecepatan diatas 200 km/ jam. Dengan
kecepatan yang sangat tinggi ini, maka HSR memiliki teknologi khusus tidak
hanya dari segi rolling stock namun segi pensinyalan dan lintas juga. Sehingga
biasanya HSR memiliki jalur khusus dimana tidak ada perlintasan sebidang dengan
jalan. HSR pertama kali dioperasikan di Jepang pada tahun 1964 yang dikenal
dengan kereta peluru (bullet train).
Gambar
1. Shinkansen seri 0, HSR pertama di Jepang
Menurut UIC ( Organisasi Kereta Api Internasional) ada
dua prinsip pada HSR, pertama HSR adalah sebuah sistem, kedua HSR disetiap
tempat berbeda. Prinsip pertama menjelaskan bahwa HSR adalah suatu kesatuan
sistem yang meliputi infrastruktur, stasiun, kereta api itu sendiri,
pengoperasian, pensinyalan, perawatan, keuangan, marketing, management dan
tentunya peraturan. Prinsip kedua menjelaskan, karena komponen pada prinsip
pertama mungkin berbeda pada setiap tempat, menjadikan sistem HSR disetiap
tempat pasti berbeda.
Pengoperasian HSR sendiri memerlukan tiga komponen
penting yang menyusun sistem HSR yang telah disebutkan sebelumnya yaitu: kereta
api khusus, jalur khusus, dan pensinyalan khusus. Berikut penjelasannya:
- Kereta api khusus HSR biasanya berupa trainset atau multiple unit, bukan kereta yang ditarik lokomotif, walaupun ada juga kereta cepat untuk barang. Hal ini karena pertimbangan power to weight ration multiple unit lebih kecil. Selain itu kereta jenis multiple unit memiliki bentuk yang lebih aerodinamis untuk kecepatan tinggi.
- Jalur khusus, karena kereta api dengan kecepatan tinggi misalnya, memiliki kecepatan pada tikungan yang tinggi pula, sehingga desain cant pasti berbeda dengan kereta api biasa.
- Pensinyalan khusus, pensinyalan biasa akan sulit terlihat dan akan sulit bagi masinis untuk bereaksi ketika kecepatan kereta diatas 200 km/ jam, sehingga HSR memerlukan pensinyalan khusus yakni “cab-signaling”, yaitu yaitu teknologi pensinyalan melalui gelombang radio dimana sinyal dikirim ke cabin sehingga masinis tidak perlu melihat sinyal di samping jalur. Karena cara inilah maka dikenal dengan istilah cabin-signaling atau cab-signaling. Gambar 2 menunjukkan beberapa jenis cab-signaling yang berbeda. ERTMS dipakai di Eropa, ATC dipakai di Jepang, dan CTCS dipakai di China.
Jika dilihat dari segi efisiensi energi,
dalam hal ini energi setiap kWh yang terpakai untuk setiap kilometernya bisa
mengangkut berapa penumpang, berdasarkan gambar 3 yang bersumber dari UIC
diatas, maka terlihat jelas kereta api high speed adalah paling effisien. Hal
ini karena dengan jumlah energi yang sama HSR bisa mengangkut 170 penumpang.
Sedang jika dibandingkan dengan moda transportasi lain, kereta api secara umum
lebih effisien dibanding mode transportasi darat lain maupun udara.
Gambar
2. Macam cab signaling
Gambar
3 Energi efisiensi beberapa mode transportasi
Sepuluh rekor kereta cepat di dunia dapat dibaca di sini: 10 Kereta Tercepat di Dunia.
Ref: UIC, High Speed Rail: Fast tract to sustainable
mobility, 2012.
0 komentar :
Posting Komentar