Setelah sebelumnya kita pelajari
bersama tentang kendaraan hybrid beserta konfigurasi/ susunannya dan juga cara
kerjanya secara umum, Mengenal Kendaraan Hybrid, maka pada kesempatan
kali ini kita akan berkenalan dengan kereta hybrid. Teknologi hybrid sebenarnya
sudah lama merambah ke dunia perkeretaapian. Akan tetapi, masih jarang kita
dengar karena di Indonesia sendiri belum ada lokomotif ataupun kereta hybrid
ini. Sedangkan untuk mobil hybrid, di Indonesia sudah banyak, sehingga kita
mungkin lebih familiar.
Pada kesempatan ini akan kita
pelajari bersama bagaimana prinsip kerja kereta hybrid. Kereta hybrid sendiri
meliputi lokomotif hybrid dan kereta berpenggerak hybrid. Untuk mempermudah
pemahaman akan kita bahas untuk lokomotif hybrid.
Kendaraan hybrid adalah kendaraan
yang memiliki dua sumber energi untuk bergerak. Seperti dijelaskan pada artikel
mengenai kendaraan hybrid, prinsip kerja kereta hybrid tidak jauh berbeda. Ada
konfigurasi/susunan seri, parallel, dan seri -
parallel. Disini akan dibahas sekilas tentang prinsip kerja kereta
hybrid Thosiba HD300 yang memiliki konfigurasi seri.
Seperti dapat dilihat pada
ilustrasi gambar diatas, gambar ‘a’ adalah ketika kondisi powering (kereta
berjalan dipercepat atau juga kondisi kecepatan konstan) sedangkan gambar ‘b’
adalah kondisi ketika braking (pengereman). Ketika powering, maka motor traksi
memerlukan energi/daya untuk bergerak. Daya ini akan disuplai oleh engine atau
baterai, atau bahkan keduanya tergantung kebutuhan. Dalam artian, ketika energi
yang dibutuhkan kecil maka bisa diambilkan dari baterai dengan syarat baterai
tidak habis (dalam istilah teknik SOC baterai tidak nol. SOC (State of Charge)
melambangkan kondisi baterai SOC=100 % berarti
baterai penuh, sedangkan SOC = 0 % berarti baterai habis energinya ).
Ketika daya diambilkan dari baterai, maka engine dapat dimatikan sehingga lebih
hemat BBM dan juga mengurangi kebisingan kereta, apalagi kondisi kereta di
stasiun. Ketika kebutuhan energi tidak mampu disuplai baterai, baik karena
kebutuhan energi yang terlalu besar atau karena kondisi SOC baterai mendekati
batas bawah, maka energi bisa diambil dari engine. Sedangkan ketika kebutuhan
energi besar, misalnya ketika ditanjakan, maka kereta dapat mengambil energi
baik dari engine dan juga beterai. Kondisi kapan pemakaian sumber energi ini
didesain sesuai tujuan kereta dibuat.
Sedangkan ketika kondisi braking,
gambar ‘b’, regenerative braking digunakan untuk mendapatkan energi hasil
pengereman dengan megubah motor traksi menjadi generator. Energi listrik hasil
pengereman ini disimpan dibaterai sehingga tidak terbuang dan dapat dimanfaatkan
lagi.Mungkin ada pertanyaan, ketika regenerative braking, apakah arus listrik
bisa mengalir balik melewati inverter (VVVF), dan menjadi arus DC untuk bisa
disimpan dibaterai? Untuk bisa melakukanya, maka dipilih inverter
bi-directional. Artinya inverter tersebut bisa mengubah listrik AC menjadi DC
dan listrik DC menjadi AC, maka dikatakan sebagai bi-direksional. Ketika arus
hasil pengereman ini terlalu besar sehingga melewati batas arus charging
baterai, atau ketika kondisi baterai penuh meskipun arus pengeremannya kecil,
maka chopper akan memutus aliran listrik ini dan diarahkan ke brake resistor
untuk dibuang menjadi panas. Setelah kondisi arus tidak melewati batas maksimum
charging baterai atau ketika baterai kosong, maka listrik hasil pengereman akan
kembali disimpan ke baterai. Kondisi ini sepenuhnya sudah dikendalikan oleh
controller.
Contoh Lokomotif Hybrid
Thosiba HD300 Series (Jepang)
Thosiba HD300 Series (Jepang)
Lokomotif HD300 adalah tipe
Bo-Bo. Dikembangkan oleh Thosiba pada Maret 2010. Teknologi hybrid yang dipakai
adalah diesel-battery, sedangkan konfigurasinya seri. Tujuan dikembangkannya
lokomotif ini adalah untuk mengurangi polusi BBM dan mengurangi polusi suara.
Kereta ini dibuat dengan konsep modular, artinya masing – masing komponen bisa
diganti jika mengalami kerusakan tanpa harus mengganti seluruh sistem. Baterai
yang dipakai adalah Lithium-Ion LIM30H-8A buatan GS Yuasa. Lokomotif ini
disebutkan mampu mengurangi emisi NO hingga 62 %, hemat konsumsi bahan bakar
hingga 36 %, dan polusi udara berkurang hingga 22dB dibansing lokomotif
konvensional.
TEM9H Sinara Hybrid (Rusia)
TEM9H Sinara Hybrid (Rusia)
TEM9H
merupakan kereta hybrid pertama di Rusia yang merupakan pengembangan dari
lokomotif disek TEM9. Susunan bogie lokomotif ini Bo-Bo. Lokomotif ini diklaim
mampu mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 40 % dan emissi hingga 55 %.
Railpower GG20B Green Goat (Kanada)
Railpower GG20B Green Goat (Kanada)
Lokomotif ini dikembangkan oleh
Railpower Technologies pada 2001. Sistem kerja hybridnya ditunjukkan pada
gambar dibawah. Engine hanya dipakai untuk charge baterai, sedangkan sistem
propulsinya mengambil energi listrik dari baterai. Keunggulan sistem ini
adalah: Lebih efisien bahan bakar karena ketika kondisi kereta idle, tidak ada
losses yang besar dari engine. Kereta ini diklaim mampu menghemat bahan bakar
hingga 40 – 70% dan mengurangi emisi hingga 80-90%.
GE
Evolution Hybrid (USA)
Kereta hybrid GE ini diproduksi
pada tahun 2007. Tipe bogienya Co-Co. Didesain untuk mengurangi konsumsi BBM
dan emisi udara, kereta ini dilengkapi dengan mesin disel empat tak GEVO dan
Sodium Metal-Chloride baterai. Disebutkan bahwa kereta ini mampu mengurangi
konsumsi bahan bakar hingga 15 % dan emisi hingga 50%.
Alstom BR 203H (German)
Alstom BR 203H (German)
Lokomotif shuntung ini
dilaunching pada 2006, yang merupakan pengembangan dari lokomotif BR203.
Prototipenya dilengkapi dengan 200 kW genset dan 350 kW baterai modul.
Konfigurasi hybrid yang dipakai adalah parallel. Bersumber dari Alstom,
kelebihan dari lokomotif ini adalah hemat bahan bakar hingga 40 %, reduksi
emisi hingga 50 %, dan polusi suara berkurang hingga 10 dB.
Rada 718 (Ceko)
Rada 718 (Ceko)
Rada 718 dibuat oleh CKD Praha
pada 1986. Dilengkapi dengan engine 189 kW dan 360 kW baterai Ni-Cd.
Berdasarkan pngujian lokomotif ini mampu mengurangi konsumsi bahan bakar hingga
20 – 30 % dibanding loomotig standart.
Raba Mk 48 Hybrid (Hungaria)
Raba Mk 48 Hybrid (Hungaria)
Raba Mk 48
hybrid adalah modifikasi dari lokomotif Raba Mk 48. Dilengkapi mesin cumins
QSB6.7 dan baterai Lithium-Iron-Phosphate.
Berikut data perbandingan dari beberapa contoh lokomotif
yang sudah disebutkan, meliputi massa kereta, susunan roda, konfigurasi hybrid
dan lain sebagainya.
Ref:
Konarzewski, Marcin, dkk. Hybrid Locomotives Overview of
Construction Solutions. Journal of KONES Powertrain and Transport.
Vol.20.No.1.2013.
mas tau kereta hybrid yang ada di indonesia gk kalo tau tolong update di blog nya saya ingin tau. terimakasih :)
BalasHapusSetahu sy belum ada. Penelitian kereta hybrid pernah dilakukan PT.INKA,updatenya kurang tahu
Hapus